Showing posts with label Sejarah Gunung. Show all posts
Showing posts with label Sejarah Gunung. Show all posts

Ramalan Jayabaya tentang G.Slamet


Mitos Jayabaya, Gunung Slamet Meletus Pulau Jawa Terbelah?

Gunung Slamet
sumber dari: kapanlagi plus


Gunung Slamet pada tahun 2014  menunjukkan aktivitas vulkaniknya. Semburan lava pijar dan hujan abu selalu menyelimuti puncak gunung yang berada di lima kabupaten, Brebes, Banyumas, Purbalingga, Pemalang dan Tegal ini. letusan lava pijar Gunung Slamet mengarah ke barat dan barat daya Gunung Slamet. Arah tersebut ke wilayah Brebes dan Tegal, Jawa Tengah.

Seperti halnya gunung-gunung lain, Gunung Slamet juga memiliki mitos yang menyebar dari mulut ke mulut warga di lereng sekitarnya. Salah satu mitos yang akrab di warga lereng Slamet yakni terbelahnya pulau Jawa jika gunung yang memiliki ketinggian 3.428 itu meletus besar.

Mitos ini banyak diyakini warga lantaran letak Gunung Slamet yang memang nyaris berada di tengah-tengah antara pantai utara dan selatan. Gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa ini juga letaknya berada di tengah-tengah pulau Jawa.
Menurut cerita, jika Gunung Slamet meletus besar maka akan membuat parit besar atau selat yang menyatukan laut selatan dan utara. Cerita ini sudah lama berkembang di warga Banyumas dan sekitarnya.

Mitos ini kemudian dihubung-hubungan dengan ramalan Ki Jayabaya yang menyebut suatu saat Pulau Jawa akan terbelah dua. Entah ramalan atau mitos warga yang lebih dulu, namun kedua hal itu seolah menjadi tali temali satu sama lain. Bahwa pulau Jawa akan terbelah dua dan Gunung Slamet adalah sumbunya. Entah itu karena timbulnya rekahan besar yang membentang dari utara ke selatan ( dan air laut mengalir masuk hingga menyatu ) atau karena masing - masing wilayah di barat dan timur bergeser saling menjauh.

sumber dari: webcache.googleusercontent.com
Pulau Jawa Terbelah Dua Bagian jika Gunung Slamet Meletus


Mitos tersebut jika dihubungkan dengan Gunung Krakatau seolah bukan hal mustahil. Gunung Krakatau yang terletak di selat Sunda pada tanggal 27 Agustus 1883 silam meletus dahsyat. Akibat letusan tersebut, tercipta awan panas dan gelombang tsunami yang menyebabkan sekitar 36.000 jiwa tewas

sumber dari: kapanlagi plus
Gunung Krakatau saat meletus

Konon suara letusan yang ditimbulkan dari Krakatau itu terdengar sampai di Australia dan Pulau Rodrigues dekat Afrika. Para ahli menyebut daya Krakatau mencapai 30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II.

Para peneliti juga menyebut jauh sebelum letusan tahun 1883, Krakatau pernah meletus hebat dan membuat Pulau Jawa dan Sumatera terpisah. Lalu bagaimana dengan Gunung Slamet?


Menurut cerita, Slamet dalam bahasa Indonesia artinya “selamat”. Setidaknya sejak jaman kakek buyut hingga sekarang gunung tersebut tidak pernah “terbatuk - batuk” apalagi meletus. Keberadaan gunung yang memberikan rasa aman dan tenang selama ini seakan memberikan “keselamatan” bagi masyarakat di sekitarnya. Ada semacam anggapan dimasyarakat bahwa jika sejak dulu Gunung Slamet tersebut sering meletus atau lainnya maka mungkin sejak dulu pula gunung tersebut tidak akan dinamakan Gunung Slamet. Itulah mengapa gunung tersebut dinamakan Gunung Slamet hingga sekarang.

Legenda Gunung Semeru

Legenda Gunung Semeru

sumber dari: Travacello


Gunung adalah bagian dari permukaan bumi yang menjulang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Sebuah gunung yang menjadi daya tarik utama bagi para wisatawan lokal dan wisawan asing di kawasan pulau jawa terutama Jawa Timur adalah Gunung Semeru. Semeru dengan puncak ketinggian 3.676 M dari permukaan laut merupakan bagian dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTN) ini banyak menyimpan sebuah misteri yang akan kita kupas tuntas yaitu Sejarah Gunung Semeru.

Legenda Gunung Semeru

Di ceritakan oleh masyarakat Jawa akan sejarah dan legenda gunung semeru yang di ambil dari kitab kuno abad ke 15 bahwasanya gunung Semeru atau puncak Mahameru di percaya sebagai tempat bersemayam para dewa tertinggi umat hindu yaitu dewa Siwa. Di katatakan pula bahwasanya tuhan mahatunggal yang bersemayam di puncak Mahameru di kenal sebagai gunung Himawan atau Kailasa.Kata Semeru sendiri di ambil dari bahasa sangsekerta yaitu “Meru Agung” yang artinya pusat dari alam semesta baik secara fisik maupun spiritual. Semeru juga di artikan sebagai “Lingga Acala” Lingga mempunyai 2 arti kata, pertama sesuatu yang tidak bergerak dan yang kedua yaitu sesuatu yang bukan ciptaan manusia. dan kata Acala mempunyai arti gunung atau karang.

Melanjutkan isi Sejarah gunung Semeru atau Legenda gunung Semeru yaitu asal-usul gunung Semeru berasal dari negara mayoritas agama Hindu yaitu India yang di angkat ke pulau jawa. Pada zaman dahulu kala dewa tertinggi dalam hindu yaitu Hyang Siwa di perintahkan oleh Batara Guru untuk memindahkan puncak Gunung Mahameru dari Bharatawarsa india ke tanah Jawa. Perintah itu di lakukan karena kondisi tanah jawa pada saat itu terombang ambing dan tidak stabil. Gunung yang di bawa oleh dewa Siwa akhirnya di jatuhkan di sisi barat pulau jawa, namun berat gunung Meru membuat ujung pulau bagian timur terangkat ke atas. Lantas di di penggal separuh gunung meru tersebut dan dibawa serta di jatuhkan di ujung timur. dengan demikian kondisi tanah jawa menjadi seimbang. Potongan utama yang di letakkan di ujung barat membentuk sebuah Gunung yang bernama Pawitra, yang kini dikenal dengan Gunung Pananggungan, dan bagian utama dari Gunung Meru yang berada di ujung timur, sekarang dikenal dengan nama Gunung Semeru.
Gunung Meru yang di bawa dari india dan di letakkan di pulau jawa tersebut tidak hanya membentuk 2 gunung saja tetapi ketika Puncak gunung Meru yang di bawa oleh dewa Siwa ke bagian timur pulau jawa tersebut ada yang berjatuhan dan tumbuh menjadi beberapa gunung kecil di antaranya ada Gunung Lawu 3.265 mdplGunung Wilis 2.169 mdplGunung Kelud 1.713 mdplGunung Kawi 2.631 mdplGunung Arjuna 3.339 mdpl, dan terakhir Gunung Kemukus 3.156 mdpl.

Semeru yang di kenal dengan gunung Suci, legenda dan misteri yang menyelimutinya, gunung ini mempunyai sebuah gapura ghaib yang hanya bisa di lihat oleh orang-orang yang mempunyai ilmu tinggi alam ghaib. Gapura itu di jaga sebuah arca yang saat ini di sebut dengan Arca Podo. sesuai namanya Arcopodo sebenarnya berasal dari kata “Arca dan Pada“, yang dalam bahasa Jawa Sangsekerta, PADA artinya sama. ”Jadi, Arca-Pada adalah Arca yang sama”

Sekali lagi Gunung Semeru atau puncak Mahameru merupakan gunung suci, jadi jika anda berencana untuk mendaki gunung Semeru kami harapkan anda bisa menjaga sikap, omongan, dan menjaga kelestarian alam, serta tidak membuang sampah sembarangan.
Begitulah kisah singkat akan Sejarah dan legenda gunung Semeru atau ceirta rakya asal usul gunung Mahameru, hingga saat ini gunung Semeru oleh masyarakat tengger di percaya sebagai kediaman Dewa-Dewa atau mahluk halus.

Legenda Gunung Ceremai


Legenda Gunung Ciremai

sumber dari:www.merdeka.com


Sosok Gunung Ciremai, atau sering juga disebut Cerme, memang bagaikan sesosok raksasa yang berdiri menjulang di tengah-tengah dataran rendah kawasan pantai utara Jawa Barat bagian timur. Tingginya yang mencapai 3.078 meter di atas permukaan laut (m dpl) atau 2.578 meter di atas Kota Kuningan membuatnya menjadi gunung tertinggi di seantero Jawa Barat dan Banten. Gunung Ciremai dikategorikan sebagai gunung api kuarter Tipe A berbentuk strato yang masih berstatus aktif. Status aktif Tipe A yang dimilikinya, membuat Ciremai adalah satu dari 80 gunung api sejenis yang tersebar di seluruh Indonesia dan satu di antara gunung api teraktif di Pulau Jawa. Ciremai juga termasuk dalam ratusan gunung api yang membentuk cincin api (ring of fire), yaitu rangkaian gunung api aktif yang berbentuk seperti rantai cincin mengelilingi Samudra Pasifik.
Namun, jika dibanding gunung-gunung api aktif lainnya di Jawa dan Indonesia, Ciremai termasuk memiliki tabiat yang paling “kalem” dan “ramah”, karena sejak letusan pertama yang tercatat dalam sejarah pada tahun 1698 lalu, gunung tersebut tidak pernah mengeluarkan kekuatan yang terlalu berlebihan sehingga menyebabkan jatuhnya banyak korban jiwa manusia.

Banyak yang mengklaim kalau jalur pendakian gunung Ceremai melalui pos linggar jati adalah jalur walisongo. Secara singkatnya, Konon walisongo melakukan perjalanan mendaki gunung ceremai dan dipandu oleh kakeknya sunan gunung jati. Pendakian di mulai dari desa linggar jati, dan pos ciebunar adalah tempat pertama rombongan walisongo berkemah. Medan pendakian lewat jalur ini memang terkenal paling sulit di banding dengan jalur-jalur lain seperti Palutungan maupun Majalengka.
Sampai –sampai kakek Sunan Gunung Jati kelelahan(mungkin karena pengaruh usia) pas di pertengahan gunung,Kakek Sunan gunung Jati akhirnya memutuskan untuk tidak meneruskan pendakiannya,dan memilih beristirahat, dan mempersilahkan rombongan Walisongo untuk meneruskan pendakian dengan di temani oleh empat orang pengawal sang kakek.

Kakek Sunan Gunung Jati memilih istirahat sembari duduk bersila di atas batu besar. Batu inilah yang sekarang di kenal dengan sebutan Batu Lingga. Karena saking lamanya duduk untuk berkhalwat, sampai-sampai batu tempat duduk ini meninggalkan bekas dan berbentuk daun waru atau jantung.

Kakek Sunan Gunung Jati sampai lama di tengah gunung Ciremai karena sampai Walisongo sudah turun, Sang Kakek tidak mau ikut turun di karenakan malu. Karenanya ada yang menyebutnya sebagai Satria Kawirangan. Di bagian atas dari Pos Batu Lingga ada pos Sangga Buana, kalau di perhatikan pohon-pohonnya ada yang unik. Yakni pucuknya meliuk ke arah bawah semua.

Konon, para pengawalnya Sang Kakek yang mestinya menemani Walisongo ternyata juga tidak kuat meneruskan pendakian. Akhirnya mereka sepakat untuk mengikuti jejak Sang Kakek. Dan sebagai penghormatan kepada Sang Kakek, mereka membungkukkan badannya kebawah ke arah sang Kakek beristirahat. Para pengawal ini konon berubah menjadi pepohonan yang pucuk-pucuknya meliuk ke bawah. Sampailah rombongan Walisongo di bawah puncak 1 ciremai bertepatan dengan waktu sholat ashar tiba. Walisongo pun menunaikan sholat jamaah ashar di bawah puncak satu. Usai sholat ashar rombongan Walisongo memutuskan untuk istirahat dan makan bersama.


Namun ketika akan mulai memasak, ternyata semua persediaan laukpauk dan bumbu-bumbunya sudah habis. Cuma ada garam dapur saja yang tersisa. Seadanya yang penting adayang di makan, walaupun cuma nasi putih campur garam tetap enak dan bisa untuk menambah tenaga baru. Karena hal inilah puncak II Ciremai di namakan sebagai Puncak Pengasinan. Karena cuma makan nasi dengan garam yang asin rasanya. Perjalanan Walisongo pun di lanjutkan sampai ke puncak 1. Dan untuk menghormati Kakek dari Sunan Gunung Jati, Walisongo berdoa minta petunjuk kepada Allah bagaimana cara penghormatan untuk orang sudah bersusah payah ikut memandu pendakian ini. Dengan Izin dan Kuasa Allah SWT, puncak tempat Walisongo berdiri amblas ke dalam sampai kedalaman yang sejajar dengan tempat Kakek Sunan Gunung Jati beristirahat di Batu Lingga. 

sumber dari: Ceriwis

Karenanya kawah Ciremai memang eksotis namun menyeramkan jika di banding dengan dengan kawah-kawah gunung lainnya. Hanya Allah SWT yang Maha Mengetahui semua kebenaran cerita ini. Kisah ini pernah diceritakan oleh Mbah Saman, pemilik warung makan dan penginapan di jalur pendakian Linggar Jati. Tepatnya kurang lebih 100m setelah Pos pendaftaran.


Satu pesan dari Mbah Saman yang harus diingat : 

1. Kalau mau mendaki gunung dengan selamat,jangan melakukan pendakian dari belakang gunung.
2. Lakukanlah pendakian dari depan sebagai mana sopan santun kita terhadap orang tua.
3. Bagian depan gunung ialah apabila dilihat gunung itu berbentuk kerucut atau segi tiga.

Kategori

Kategori