10 Taman Nasional Indonesia

10 Taman Nasional Indonesia Wajib di Singgahi

Taman Nasional adalah Kawasan Pelestarian Alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi.

Sebenarnya di indonesia terdapat bayak sekali tama nasonal di setiap daerahnya, namun pada ulasan saya kali ini hanya akan menjelaskan 10 taman nasional yang meskipun jauh tapi worth it banget guys dan wajib banget buat kita datengin!  check it out ☺

1. Taman Nasional Tanjung Puting
sumber dari: PegiPegi

Taman Nasional Tanjung Puting adalah sebuah taman nasional yang terletak di semenanjung barat daya provinsi Kalimantan Tengah. Tanjung Puting pada awalnya merupakan cagar alam dan suaka margasatwa yang ditetapkan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1937.
Disini terdapat Konservasi OrangUtan terbesar di Dunia dengan populasi diperkirakan 30.000 sd 40.000 orangutan yang tersebar di Taman Nasional dan juga diluar Taman Nasional ini. selain itu Taman Nasional Tanjung Puting juga merupakan Cagar Biosfer yang ditunjuk pada tahun 1977 dengan area inti Taman Nasional Tanjung Puting seluas 415.040 ha yang ditetapkan pada tahun 1982.
Dengan status Taman Nasional dan cagar biosfer TN Tanjung Puting ini dapat terjaga kelestariannya dan merupakan daya tarik salah satu wisata di Indonesia, berbeda dengan Konservasi orangutan yang terdapat dibagian Kalimantan lainnya kita melihat Orangutan di habitat buatan manusia. tidak di TN Tanjung Puting ini kita dapat melihat langsung habitat alami Orangutan secara langsung dan melihat langsung hidup mereka di alam liar. Tanjung Puting pada awalnya merupakan cagar alam dan suaka margasatwa dengan luas total 305.000 ha.
Cara yang terbaik untuk mengunjungi Taman Nasional Tanjung Puting adalah dengan menggunakan kapal klotok,Kapal Klotok ini merupakan akomodasi yang cukup nyaman, Kapal klotok memuat penumpang 7 sampai dengan 12 orang. Salah satu tempat menarik di Tanjung Puting adalah Camp Leakey, tempat pelestarian Orangutan. memang sebelum menuju ke camp leakey ini ada terdapat camp camp lain seperti Tanjung Harapan, Pondok Tanggui, Camp Pondok Ambung, dan yang terakhir adalah camp leakey. Kamp ini merupakan yang terbesar dan dibangun pada tahun 1971. tempat ini merupakan lokasi berlindung orangutan yang diselamatkan dari perburuan liar. Saat ini kamp ini dikenal sebagai pusat penelitian dari orangutan ini.kita dapat Mempelajari orang utan di pusat informasi Camp Leakey. Memberi makan orang utan tidak diperbolehkan di Camp Leakey dan camp camp yang lain.kamp ini akan selalu dijaga dan tetap penting karena orang utan merupakan spesies yang terancam punah, terancam oleh dampak deforestasi dan perdagangan ilegal hewan peliharaan. 


2. Taman Nasional Komodo

sumber dari: surgasurgadiindonesia.blogspot.com

Taman Nasional Komodo adalah sebuah taman nasional di Indonesia terletak di Kepulauan Sunda di wilayah perbatasan antara provinsi Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat. Taman mencakup tiga pulau besar Komodo, Padar dan Rinca, dan 26 pulau yang lebih kecil, dengan total luas 1.733 km² (603 km² itu tanah). Taman nasional ini didirikan pada tahun 1980 untuk melindungi komodokadal terbesar di dunia. Kemudian didedikasikan untuk melindungi spesies lain, termasuk spesies laut. Pada tahun 1991 taman nasional ini dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.

Bahkan Taman Nasional Komodo ini masuk dalam kategori Tujuh Keajaiban Dunia. Selain candi Borobudur yang ada di Yogyakarta yang juga masuk dalam kategori tersebut, Indonesia juga punya wisata lain yang menjadi tempat favorit bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Warisan wisata yang diakui oleh UNESCO sebagai tempat yang langka di dunia. It’s very amazing for Indonesian country, because our destination popular in the world. Berbanggalah anda sebagai warga Indonesia, karena di negeri tercinta ini ternyata memiliki banyak wisata yang unik dan tentunya wajib untuk dikunjungi.

Anda tak akan rugi jika mengunjungi tempat ini, pasalnya selain menjumpai hewan komodo, suguhan pesona alam yang cantik dapat menghipnotis berjuta pasang mata yang melihatnya. Bukan hanya hamparan padang savanna yang dikelilingi oleh hewan purba komodo, namun anda juga akan menyaksikan lautan pasir putih yang elok ditambah dengan hiasan batu karang serta deburan ombak yang menyapu tepian pantai. Air yang jernih nan biru akan membuat ketenangan dan menambah semangat baru dalam hidup. Sinar matahari yang menyapa sekaligus menambah keelokan pantai.


3. Taman Nasional Bali Barat

sumber dari: Wisata Bali

Taman Nasional Bali Barat (TNBB) dimulai sejak tanggal 24 Maret 1911, ketika seorang ahli biologi dari Jerman, Dr. Baron Stressman, mendarat di sekitar wilayah Singaraja karena kapal Ekspedisi Maluku II yang ditumpanginya mengalami kerusakan. Baron Stressman tinggal di wilayah ini selama tiga bulan. Melalui penelitian yang tak disengaja, Baron Stressman menemukan spesies burung endemik yang langka, yaitu jalak bali (leucopsar rothschildi) di Desa Bubunan, sekitar 50 km dari Singaraja.

Selain jalak bali, hewan langka lainnya yang hidup di taman nasional ini adalah harimau bali. Untuk melindungi hewan-hewan langka tersebut, maka Dewan Raja-raja di Bali mengeluarkan SK No. E/I/4/5/47 tanggal 13 Agustus 1947 yang menetapkan kawasan Hutan Banyuwedang dengan luas 19.365,6 ha sebagai Taman Pelindung Alam (Natuur Park) yang statusnya sama dengan suaka margasatwa.

Taman Nasional Bali Barat memiliki jenis ekosistem yang unik, yaitu perpaduan antara ekosistem darat dan ekosistem laut. Di kawasan ini, wisatawan dapat menjelajahi ekosistem daratan (hutan), mulai dari hutan musim, hutan hujan dataran rendah, savana, hingga hutan pantai. Sementara pada ekosistem perairan (laut), wisatawan dapat menyaksikan hijaunya hutan mangrove, keelokan pantai, ekosistem coral, padang lamun, serta perairan laut dangkal dan dalam. Selain menikmati ekosistem daratan dan perairan, wisatawan juga dapat menjelajahi pulau-pulau kecil yang menjadi bagian dari Taman Nasional Bali Barat, antara lain Pulau Menjangan, Pulau Gadung, Pulau Burung, serta Pulau Kalong. Pulau Menjangan merupakan salah satu pulau favorit yang kerap dikunjungi oleh wisatawan. Pulau dengan luas sekitar 6.000 ha ini merupakan habitat menjangan atau rusa (cervus timorensi). Tak hanya itu, wisatawan juga dapat menyelam di perairan di sekitar Pulau Menjangan untuk melihat gugusan karang yang indah dengan jenis ikan karang yang beragam.


4. Taman Nasional Ujung Kulon

sumber dari: www.ngelayap.com

Taman Nasional Ujung Kulon terletak di Tatar Pasundan bagian paling barat Pulau JawaIndonesia. Kawasan Taman nasional ini juga memasukan wilayah Krakatau dan beberapa pulau kecil disekitarnya seperti Pulau Handeuleum dan Pulau Peucang

Taman Nasional ini menjadi Taman Nasional pertama yang diresmikan di Indonesia, dan juga sudah diresmikan sebagai salah satu Warisan Dunia yang dilindungi oleh UNESCO pada tahun 1991, karena wilayahnya mencakupi hutan lindung yang sangat luas. Sampai saat ini kurang lebih 50 sampai dengan 60 badak hidup di habitat ini,Pada awalnya Ujung Kulon adalah daerah pertanian pada beberapa masa sampai akhirnya hancur lebur dan habis seluruh penduduknya ketika Gunung Krakatau meletus pada tanggal 27 Agustus 1883 yang akhirnya mengubahnya kawasan ini kembali menjadi hutan

Wilayah Semenanjung Ujung Kulon merupakan habitat Badak Jawa, sehingga pengelolaan wisata untuk wilayah ini sangat terbatas sekali agar tidak mengganggu habitat Badak Jawa. Wisata yang dapat dilakukan di wilayah ini adalah tracking, berkemah dan wild life viewing. Biaya masuk Kawasan Nasional Ujung Kulon cukup murah, anda cukup membayar Rp 5.000/orang pada hari libur atau Rp 7.500/orang pada akhir pekan. Harga tersebut dapat menjadi lebih murah jika anda datang dengan rombongan.
Pada situs resminya Taman Nasional Ujung Kulon kegiatan wisata umum seperti berkemah, penelusuran hutan, wild life viewing, menyelam, snorkeling, bersampan, berselancar dan memancing memiliki tarif yang variatif berkisar dari Rp 5.000 hingga Rp 25.000. Namun tentunya anda membawa perlengkapan sendiri. Biaya masuk pada tiap kawasan wisata berbeda lagi dan tarif tersebut berlaku untuk WNI yang artinya WNA mempunyai tarif yang berbeda.

Baca juga: 10 Gunung Tertinggi di Pulau Sumatera


5. Taman Nasional Baluran

Taman Nasional Baluran
sumber dari: balurannationalpark.web.id

Taman Nasional Baluran - Ingin merasakan suasana padang savana dengan satwa-satwa liarnya? Tidak usaha jauh-jauh pergi ke Afrika, karena Anda bisa menikmatinya di Indonesia. Datang saja ke Banyuwangi. Ada dua tempat dimana Anda serasa berada di tengah-tengah padang savana Afrika. Yang pertama di Sadengan yang berada di kawasan Taman Nasional Alas Purwo dan yang kedua di Taman Nasional Baluran.

Taman Nasional Baluran yang terletak di Desa Wojonegoro, Kec Bayuputih Kab Situbondo ini sering dijuluki sebagai Africa Van Java atau Little Africa. Hal ini tidak lain karena disini terdapat padang savana luas yang penuh satwa liar sejauh mata memandang yang tampak adalah padang yang tandus, pohon- pohon yang kering dan bebatuan. Sedangkan satwa liar yang hidup di Taman Nasional ini adalah rusa, kerbau, banteng,monyet ekor panjang dan merak. 
Keberadaan ekosistem savana ini menjadi ciri khas kawasan Konservasi Taman Nasional Baluran, nama dari Taman Nasional ini diambil dari nama gunung yang berada di daerah ini, yaitu Gunung Baluran. 

Sebelum memasuki TNB anda harus membayar retribusi di pos jaga, Rp. 5.000,-/ org dan mobil Rp. 10.000,-/ hari (2015) dari pitu utama TNB kita masih harus menempuh perjalanan 12 KM untuk mencapai padang savana bekol.


6. Taman Nasional Lore Lindu

sumber dari: e-news.aseanbiodiversity.org

Kawasan Taman Nasional Lore Lindu secara administratif berada di Kabupaten Donggala (Kecamatan Kulawi, Sigibiromaru, Palolo dan Pipikoro) dan Poso (Kecamatan Lore Utara, Lore Tengah, Lore Timur, Lore Piore, Lore Barat dan Lore Selatan) Provinsi Sulawesi Tengah. Kawasan ini telah ditetapkan sejak Tahun 1993 yang merupakan gabungan Suaka Alam Lore Kalamata dan Hutan Lindung dan Taman Rekreasi Danau Lindu. Secara biogeografis kawasan ini merupakan daerah peralihan antara Zona Asia dan Zona Australia atau disebut Garis Wallace (Wallace Line) yang membentang dari Taman Nasional Nani Wartabone di Bolaang Mongondou hingga Donggala dan Poso melintasi hutan TNLL dan menembus sampai ke hutan-hutan tropis di Sulawesi Tenggara.

Obyek wisata andalan yang tersebar di sepanjang Tanah Lore yaitu obyek wisata bird watching di Padeha, air terjun di Wuasa dan Kolori, air panas di Watumaeta dan Lengkeka, camping ground di Wuasa, arung jeram di Sungai Lariang di Gintu, satwa liar rusa di Torire dan anoa di padang Lelio, Watumaeta, Wuasa serta satwa tarsius di Lengkeka dan juga situs batuan-batuan Situs Batu Megalith yang tersebar di lembah Bada dan Besoa. Di samping itu terdapat pula wisata budaya etnik lokal di lembah Napu dan Bada yang unik dan kaya dengan adat istiadat. Taman Nasional Lore Lindu itu sendiri mendapat predikat sebagai tempat dengan monumen-monumen Megalitik terbaik di Indonesia. Ada sekitar 431 situs megalitik yang dapat kita temui disini. Beberapa jenis monumen megalitik yang ada di Taman Nasional Lore Lindu, yaitu berupa patung batu manusia, jambangan besar (kalamba), piringan (tutu’na), batu-batu cembung (batu dakon), mortir batu, dan tiang penyangga rumah yang berbeda-beda bentuknya. Berbagai studi tentang megalitik yang pernah dilakukan mengatakan bahwa situs-situs megalitik yang ada di Taman Nasional Lore Lindu berasal dari zaman 1300 SM. Megalitik tertinggi yang hingga kini masih berdiri mencapai 4 meter, tetapi kebanyakan mempunyai tinggi sekitar 1,5 – 2,5 meter.


7. Taman Nasional Danau Sentarum


Kawasan Danau Sentarum telah ditetapkan sebagai kawasan Suaka Alam.Danau itu adalah celengan air raksasa. Di musim hujan, Sentarum menabung 25 persen air Sungai Kapuas. Saat kemarau, Sentarum memasok separuh air yang mengaliri KapuasLuas seluruh kawasan Danau Sentarum 132.000 ha ditambah dengan 64.000 ha yang diusulkan sebagai daerah penyangga. Sekitar 20 ha merupakan danau musiman yang menjadi penutup daerah seluas 30.500 ha, sisanya merupakan hutan rawa gambut.

Danau Sentarum merupakan komplek danau-danau, lebih dari dua puluh buah danau secara alami bertindak sebagai reservoar. Luapan banjirnya yang melanda bentang Sungai Kapuas secara otomatis akan tertampung di sini. Saat itulah limpahan airnya menggenangi hutan rawa air tawar primer yang ada di kawasan Suaka Margasatwa Danau Sentarum.

Sistem perairan dari danau air tawar dan hutan tergenang ini menjadikan Danau Sentarum tidak seperti danau-danau lainnya. Airnya bewarna hitam kemerah-merahan karena mengandung tannin yang berasal dari hutan gambut di sekitarnya. Pada saat musim hujan, kedalaman air danau tersebut dapat mencapai 6-8 meter dan menyebabkan tergenangnya hutan di sekitarnya,Namun, bukan fenomena alam ini saja yang menjadi keunikan Danau Sentarum. Danau yang terbentuk pada zaman es atau periode pleistosen ini memiliki kekayaan flora dan fauna yang luar biasa dan tak dimiliki daerah lain. Tumbuhannya saja ada 510 spesies dan 33 spesies di antaranya endemik TNDS, termasuk 10 spesies di antaranya merupakan spesies baru.

Berdasarkan hasil laporan penelitian yang telah dilakukan Pusat Lapangan Taman Nasional Danau Sentarum, terdapat beberapa spesies yang masih merupakan catatan karena belum ada nama lainnya. Sebagai habitat ikan air tawar terlengkap di dunia, Kawasan Taman Nasional Danau Sentarum menjadi daerah penyedia sekaligus sebagai pemasok terbesar ikan hias air tawar diantaranya adalah arwana (scleropages fourmosus) dan ulanguli (botia macracranthus) yang berhasil menembus pasaran internasional dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.


8. Taman Nasional Batimurung

Sumber dari: Travel detik

Bantimurung adalah primadona wisata alam Sulawesi Selatan. Sebagai objek wisata andalan, Bantimurung menyodorkan beragam atraksi wisata menarik. Air terjun yang mengalir deras, aliran sungai dengan tepian berbatu yang diapit kokohnya tebing terjal, serta sejuknya hawa menjadi suguhan yang mengundang banyak pengunjung. Bantimurung pun dikenal hingga ke mancanegara sebagai “The Kingdom of Butterfly”. Sebuah julukan yang diberikan karena keanekaragaman dan kelimpahan kupu-kupunya ini pulalah yang mendasari Taman Nasional (TN) Bantimurung Bulusaraung mengembangkan penangkaran kupu-kupu yang diusung dalam konsep Taman Kupu-kupu. Selain untuk kepentingan konservasi jenis, Taman Kupu-kupu ini berfungsi sebagai wahana pendidikan konservasi bagi masyarakat umum.

Masih sangat banyak potensi fauna yang belum berhasil diidentifikasi dengan baik di kawasan Taman Nasional (TN) Bantimurung Bulusaraung. Kegiatan eksplorasi, identifikasi dan inventarisasi masih perlu lebih sering dilakukan, baik oleh pengelola, peneliti maupun pihak-pihak yang berkepentingan lainnya. Sampai dengan tahun 2015, pada kawasan TN. Bantimurung Bulusaraung telah terdaftar sedikitnya 730 jenis satwa liar terdiri dari 33 jenis mamalia, 154 jenis burung, 30 jenis reptilia, 17 jenis amphibia, 23 jenis ikan, 41 jenis gastropoda, 6 jenis oligochaeta, 26 jenis malacostraca, 14 jenis arachnida, 53 jenis entognatha, 2 jenis parainsecta dan 331 jenis insecta (240 jenis kupu-kupu/Papilionoidea yang telah teidentifikasi sampai tingkat species). Diantaranya terdapat 52 jenis penting yang dilindungi undang-undang dan 364 jenis endemik Sulawesi.


9. Kepulauan Nusa Tenggara
Sumber dari: Nusa-Tenggara.com

Nusa Tenggara atau Kepulauan Sunda Kecil (sekarang kadangkala digunakan dalam peta-peta geografis dunia), adalah gugusan pulau-pulau di sebelah timur Pulau Jawa, dari Pulau Bali di sebelah barat, hingga Pulau Timor di sebelah timur. Kepulauan Barat Daya dan Kepulauan Tanimbar yang merupakan bagian dari wilayah Provinsi Maluku secara geologis juga termasuk dalam kepulauan Nusa Tenggara.
Secara administratif, Kepulauan Nusa Tenggara termasuk wilayah negara Indonesia, kecuali bagian timur Pulau Timor termasuk wilayah negara Timor Leste.
Di awal kemerdekaan Indonesia, kepulauan ini merupakan wilayah Provinsi Sunda Kecil yang beribukota di kota Singaraja, kini terdiri atas 3 provinsi (berturut-turut dari barat): Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Asal-usul kepulauan ini dan proses-proses yang dialami dalam pembentukan pulau-pulau yang sampai sekarang masih terjadi sangat mempengaruhi posisi, ukuran, dan bentuk pulau. Sebagian besar pulau-pulau di kawasan ini, secara geologis, masih sangat muda, umurnya berkisar antara 1-15 tahun dan tidak pernah merupakan bagian dari massa daratan lain yang lebih besar. Kerumitan kondisi geologi Nusa Tenggara disebabkan oleh posisinya di persimpangan tiga lempeng geologis yaitu lempeng Asia, lempeng Australia, lempeng Pasifik dan dua benua yaitu Asia dan Australia. Secara geologi nusa tenggara berada pada busur Banda. Rangkaian pulau ini dibentuk oleh pegunungan vulkanik muda. Pada teori lempeng tektonik, deretan pegunungan di nusa tenggara dibangun tepat di zona subduksi indo-australia pada kerak samudra dan dapat di interpretasikan kedalaman magmanya kira-kira mencapai 165-200 km sesuai dengan peta tektonik Hamilton (1979).

Pulau-pulau di Nusa Tenggara terletak pada dua jalur geantiklinal, yang merupakan perluasan busur Banda di sebelah barat. Geantiklinal yang membujur dari timur sampai pulau-pulau Romang, Wetar, Kambing, Alor, Pantar, Lomblen, Solor, Adonara, Flores, Rinca, Komodo, Sumbawa, Lombok dan Bali.


10. Taman Nasional Teluk Cendrawasih
sumber dari: Mata Mata News

Teluk Cendrawasih memiliki struktur geologi yang unik dan sejarah oceanographic yang sangat penting. Taman nasional laut ini memiliki terumbu karang yang luas dengan kualitas terbaik di dunia. Survey yang dilakukan dengan melibatkan ahli terumbu karang dunia pada tahun 2006 menemukan lebih dari 500 jenis spesies terumbu karang dengan 14 spesies baru. Pulau Purup dan Selat Numamurang adalah tempat terbanyak ditemukannya keanekaragaman hayati yang pernah dicatat di seluruh dunia.

Taman Nasional Teluk Cendrawasih berada di 5 wilayah dan dua propinsi, yaitu Kabupaten Teluk Wondana dan Kabupaten Manokwari di Propinsi Papua Barat dan Kabupaten Nabire, Kabupaten Yapen dan Kabupaten Waropen di Propinsi Papua. Komunitas lokal yang hidup di sekitar taman nasional memanfaatkan sumber daya laut sebagai sumber kehidupan.
Terumbu karang di Teluk Cendrawasih, secara umum memiliki temperatur yang stabil, namun bisa juga menjadi sangat rentan terhadap variasi suhu yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya terumbu karang mengalami kerusakan akibat pengrusakan oleh manusia, penangkapan ikan berlebihan, sedimentasi lahan yang berada di sekitar perairan, juga akibat endapan limbah dari aktivitas penebangan dan pertambangan di kawasan tangkapan air. 



EmoticonEmoticon